Kamis, 16 Desember 2010

Plengkung



Untuk Anda penggemar olahraga surfing yang menginginkan sebuah pengalaman yang menguras adrenalin, bersiaplah untuk berkunjung ke sebuah pantai di Jawa Timur. Sejenak lupakan tentang Bali, sesaat lupakan ombak menawan di Kuta yang penuh sesak dengan para surfer lokal maupun asing. Bersiaplah untuk menjajal Pantai Pelengkung, Banyuwangi, Jawa Timur.



Kawasan yang dikenal dengan nama G-Land ini mungkin tak seindah pantai-pantai di Bali, namun jika Anda memimpikan ombak yang besar dan ganas, maka ini adalah pilihan tepat untuk dimasukkan dalam daftar tujuan liburan Anda.








Pantai Plengkung terletak 87km dari Banyuwangi, untuk mencapainya pun tak terlalu sulit. Dari Banyuwangi, anda dapat menggunakan kendaraan bermotor menuju ke desa Trianggulasi dengan waktu tempuh 2,5 jam.
Setelah itu, persiapkan kaki anda untuk menempuh perjalanan sejauh 12km (4 jam perjalanan), mengingat kendaraan bermotor tak diijinkan untuk melewati daerah ini demi menjaga kealamiannya.

Bagi yang ingin sampai ke Plengkung tanpa bersusah payah, Anda dapat menggunakan speed boat dari Kota Grajakan atau dari Benoa Denpasar. Jarak tempuh sangat tergantung pada faktor alam, yaitu cuaca dan ombak. Ombak di pantai ini konon hampir setara dengan tiga pantai terbaik di dunia, yang memiliki ombak panjang, tinggi, besar dan keras, yaitu Oahu (Hawaii), Fiji, dan Tahiti. Ketiganya berada di Samudra Pasifik.



Surfing in Pelengkung
Panjang ombak G-Land bisa mencapai 2km dan tingginya bisa mencapai 6m. Begitu kerasnya, tak jarang mampu mematahkan papan selancar yang dipakai para peselancar.
Para peselancar papan atas dunia pun pernah mencoba keganasan ombaknya dalam event Quicksilver Pro yang berturut-turut digelar pada 1995-1997. Sayang krisis ekonomi dan kerusuhan yang melanda negeri ini membuat event tersebut dipindah ke negara lain.

Fasilitas
Meski terkesan terisolir, karena dibutuhkan perjuangan untuk mencapainya, pantai Plengkung tetap memiliki fasilitas untuk menjamu para tamunya. Namun bagi anda yang membayangkan akan menemui hotel berbintang di sini, bersiaplah untuk kecewa. Karena yang ada hanyalah penginapan atau lebih tepat disebut camp. Tak ada listrik, yang ada hanyalah diesel, tak ada siaran TV, yang ada TV yang tak henti-hentinya menayangkan rekaman video bertema selancar.




Namun untuk makanan dan minuman, Anda boleh tersenyum. Karena para pengelola camp ini tetap menyediakan makanan dan minuman sekelas hotel mewah. Meski terbilang 'minim' fasilitas, namun untuk menginap disana, Anda harus merogoh kocek Rp385.000-550.000 permalam, sudah termasuk kaos, ongkos spead boat, makanan dan minuman serta kipas angin (maklum tak ada AC).





0 komentar:

Posting Komentar